Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengertian Kurikulum Prototipe 2022, Manfaat dan Karakteristiknya

 

Pengertian Kurikulum Prototipe 2022, Manfaat dan Karakteristiknya

Sahabat Yoru Media Kali ini mari sama-sama kita perhatikan pembahasan tentang kurikulum baru tahun 2022 tentang kurikulum Kurikulum Prototipe 2022.

Kemendikbudristek telah membuat langkah signifikan dalam menyediakan materi pendidikan, meskipun wabah Covid-19 telah melanda negara kita. Antara lain dengan penyederhanaan Kurikulum 2013 menjadi kurikulum darurat.

Pengertian Kurikulum Prototipe, Manfaat dan Karakteristiknya

Ternyata Dampak positif penerapan kurikulum darurat menjadi dasar dibukanya pilihan kurikulum prototipe yang bersifat sukarela untuk sekolah. Untuk itu, sekolah dituntut untuk terlebih dahulu memahami konsep kurikulum kurikulum prototipe ini.

Menurut Dr. Buddistek Zulfri selaku PLT Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran mengatakan bahwa jumlah layanan pengajaran di sekolah semakin meningkat dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang semaksimal mungkin, serta learning loss dapat dicegah.

Info Lengkap Program Sekolah Penggerak PSP Kemdikbud Ada Di TRENDGURU.ID

Selanjutnya Dr. Buddistek Zulfri juga mangatakan bahwa tidak mungkin jika menggunakan kurikulum berbasis materi yang dibatasi oleh PTM (memberikan kualitas pendidikan yang diharapkan). Oleh karena itu (kurikulum) perlu disederhanakan,” katanya dikutib dari okezone.com.

Pada tahun 2022 ini kurikulum prototipe menjadi perbaincangan hangat dalam dunia pendidikan. Kurikulum prototipe adalah kurikulum pilihan (opsi) yang dapat diadaptasi dalam satuan pendidikan mulai tahun ajaran (TA) 2022/2023. Kehadiran kurikulum prototipe pada dasarnya adalah untuk melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya (kurtilas).

Kalau kita perhatikan dari kebijakan yang akan di ambil oleh para pemangku kebijakan, nantinya sebelum kurikulum nasional dievaluasi tahun 2024, satuan pendidikan akan diberikan beberapa pilihan kurikulum untuk diterapkan di sekolahnya masing-masing.

Para pembaca setia kalau Pada 2024 nanti, kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Harus diketahui Kurikulum prototipe ini boleh dikatakan sebagai Kurikulum Paradigma Baru yang akan diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak yang beberapa tahun ini sedang dijalankan. Pada akhrinya nanti kurikulum prototipe akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan yang ada di seluruh Indonesia.

Nah, sebelum kurikulum prototipe ini diterapkan pada setiap satuan pendidikan, Yoru media akan berbagi info lebih dan mengajak sahabat untuk lebih mengenal kurikulum prototipe itu sendiri.

1. Pengertian Kurikulum Prototipe Tahun 2022

Banyak guru yang penasaran dan bertanya, apa itu kurikulum prototipe 2022? Apa saja manfaat kurikulum prototipe 2022? Apa karaktersitik kurikulum prototipe 2022?

Sederhananya, prototipe adalah contoh yang dapat diartikan sebagai model pertama atau kasus uji. Prototipe tersedia untuk menguji apakah konsep yang diajukan tidak dapat diterapkan atau untuk menguji selera pasar.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI Online), prototipe merupakan model pertama yang dijadikan contoh. Perilaku juga dapat disebut sebagai contoh standar. Namun jika kita melihat asal kata, prototype adalah kata bahasa Inggris untuk pinjaman, yaitu prototype.

Kurikulum Prototipe 2022 ditawarkan sebagai opsi tambahan untuk rehabilitasi pendidikan pada 2022-2024. Kebijakan Kurikulum Nasional akan ditinjau kembali pada tahun 2024 berdasarkan penilaian yang dilakukan selama masa pemulihan.

Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, dan memberikan ruang tambahan untuk pengembangan perilaku dan keterampilan dasar.

2. Mengapa Perlu Ada Kurikulum Prototipe 2022? 

Kepala BSKAP, Anindito Aditomo mengatakan bahwa kita mengalami krisis belajar (learning crisis) sejak cukup lama. Studi-studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. 

Studi-studi tersebut juga menunjukkan bahwa ada kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah. 

Untuk mengatasi krisis belajar kita perlu perubahan yang sistemik. Kualitas guru dan kepala sekolah tentu menjadi faktor kunci. Tapi kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh kurikulum yang digunakan. 

Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru. 

Betul bahwa guru yang hebat akan bisa menerapkan pembelajaran yang baik, apa pun kurikulumnya. Tapi kurikulum yang baik bisa mendorong sebagian besar guru untuk berfokus pada tumbuh kembang karakter dan kompetensi murid. Kurikulum yang baik tidak memaksa guru untuk “kejar tayang materi”, melainkan mendorong guru untuk lebih memperhatikan kemajuan belajar muridnya. 

Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan kurikulum prototipe: sebagai bagian penting upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami.

3.  Prinsip Dasar Kurikulum Prototipe 2022

Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud-Ristek, bapak Anindito Aditomo dijelaskan bahwa kelebihan kurikulum prototipe adalah keseriusan dalam mewujudkan beberapa prinsip mendasar yang menjadi benang merah desain kurikulum nasional sejak dua puluh tahun silam. 

Apa saja prinsip tersebut? Paling tidak ada 3: 

1. Bukan konten, Berbasis kompetensi. 

Artinya, kurikulum disusun berdasarkan kompetensi yang ingin ditumbuhkan pada siswa. Yang penting bukan keluasan materi atau seberapa banyak materi yang diajarkan oleh guru, melainkan apa yang bisa dilakukan siswa dengan materi tersebut. Yang penting adalah pemahaman atas materi dan kemampuan menerapkan, mengevaluasi dan bahkan merumuskan pengetahuan itu sendiri.

Dalam kurikulum prototipe, prinsip ini diterjemahkan secara lebih serius dengan berfokus pada materi yang esensial. Harapannya guru tidak terbebani hanya "kejar tayang" menyelesaikan materi, tapi punya waktu memandu diskusi dan menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif.

2. Orientasi Pada Holistik. 

Bahwa pendidikan harus menumbuhkembangkan siswa secara utuh. Bukan hanya kemampuan akademiknya, tapi juga kompetensi dan karakternya.

Kurikulum prototipe memberi porsi waktu khusus bagi pembelajaran berbasis projek. Ini pembelajaran yang lintas mata pelajaran dan memandu siswa untuk berkolaborasi, menciptakan karya atau menyelesaikan problem yang relevan bagi kehidupan mereka. Contoh sederhananya adalah kolaborasi membuat karya seni, merancang pentas budaya atau pentas olah raga, meneliti masalah sampah di lingkungan sekitar.

3. Ruang bagi kontekstualisasi Learning di tingkat satuan pendidikan. 

Kontekstualisasi artinya penyesuaian kurikulum dengan visi-misi sekolah dan juga kebutuhan belajar siswanya. Ini hanya bisa terjadi jika struktur dan materi wajib yang dari pemerintah pusat memberi ruang untuk melakukan inovasi.

Ini difasilitasi secara lebih serius dalam kurikulum prototipe. Jam pelajaran tidak lagi diikat per minggu, melainkan per tahun. Ini memungkinkan sekolah untuk merancang kurikulum secara lebih fleksibel. Selain itu, capaian belajar juga tidak "ditagih" setiap tahun, melainkan setiap fase (2-3 tahun). Hal ini memungkinkan variasi kecepatan dan sekuens pembelajaran antar sekolah. Hal ini juga diharap mendorong guru untuk mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Maka kelebihan kurikulum prototipe adalah ia memperkuat prinsip-prinsip dasar yang sudah menjadi bagian dari kurikulum sebelumnya, terutama pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa, serta fleksibilitas yang mendorong inovasi di tingkat satuan pendidikan. 

Selanjutnya, Anindito Aditomo juga mengatakan bahwa terkait kurikulum, salah satu pertanyaan menarik yang disampaikan adalah soal kepercayaan orang tua. Pengurangan materi dalam kurikulum membuat sebagian ortu kuatir: apakah hal ini tidak justru mengurangi bekal anak-anak untuk sukses? Rupanya pesan bahwa kurikulum baru akan berfokus pada materi esensial sudah mulai sampai ke para ortu. 

Maka untuk Pengurangan materi memang konsekuensi dari keinginan merancang kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan karakter. Jika materi yang diwajibkan oleh Kemendikbudristek sudah sedemikian banyak, guru takkan punya ruang dan waktu untuk menerapkan project based learning dan bentuk pembelajaran mendalam lainnya. Dan tanpa pembelajaran seperti itu, akan sulit pula menumbuhkan nalar kritis dan kreativitas siswa. 

Memang kita sekarang hidup dalam era pengetahuan. Akses pada materi pelajaran tidak lagi dimonopoli guru dan sekolah. Peran guru bukan lagi menjadi penyampai informasi. Peran sekolah adalah untuk membantu siswa untuk bisa mencari, mengevaluasi dan menciptakan pengetahuan. Dan materi wajib yang terlalu banyak di kurikulum justru menghalangi guru menjalankan peran ini. 

Maka, ayuk kita sebagai ortu berpikir dari kacamata siswa. Mana yang lebih mereka perlukan untuk masa depannya: lebih banyak materi dalam kurikulum, atau kesempatan untuk mengasah nalar dan karakter?

4. 3 Karakteristi Utama Kurikulum Prototipe 2022

Kurikulum prototipe 2022 memiliki sejumlah karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, yaitu:

Pengembangan soft skill dan perilaku (menghormati etika, kolaborasi, keragaman, kebebasan, berpikir kritis, kreativitas) akan menerima komponen khusus pembelajaran berbasis proyek;

Fokus pada materi yang diperlukan untuk memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari keterampilan dasar seperti membaca dan menulis;

Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa (mengajar pada tingkat yang tepat) dan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan isi.

Karakteristik utama kedua Kurikulum prototipe 2022  adalah fokus pada hal yang penting. Kurikulum prototipe, atau kurikulum PSP, berfokus pada materi yang dibutuhkan untuk setiap mata pelajaran, untuk menyediakan tempat bagi pengembangan profesional, dengan keterampilan mendalam seperti membaca dan menulis dan berhitung.

Karakteristik utama ketiga adalah kurikulum prototipe 2022  Rancangan kurikulum sekolah dan rencana persiapannya bersifat dinamis. Kurikulum prototipe atau kurikulum PSP menetapkan tujuan pembelajaran di setiap tingkatan (2-3 tahun).

Aplikasi Kurikulum Prototipe Sebagai alternatif untuk memulihkan pembelajaran selama 2022-2024, hal ini dapat dilakukan secara bertahap tergantung pada kapasitas dan tujuan sekolah.

  • Langkah 1 Kompleksitas sederhana, dilakukan dengan mengikuti contoh yang diberikan
  • Langkah 2 Kompleksitas Dasar, dilakukan dengan menyesuaikan contoh yang diberikan
  • Tahap 3 Kompleksitas sedang, yaitu keterlibatan perkembangan dengan sekolah dan anggota masyarakat tergantung pada situasi sekolah.
  • Tahap 4 Sangat kompleks, yaitu berkembang dengan melibatkan warga sekolah, tergantung situasi sekolah.

5. Karakteririk Kurikulum Prototipe 2022

Berikut ini akan dmin papaprkan tentang karakteririk 2022 pada jenjang satuan pendidikan seperti PAUD, SD dan SMP (sederjat), SMA, SMK dan SLB (sederajat).

a. Untuk Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

  1. Aktivitas bermain sebagai proses pembelajaran utama.
  2. Memperkuat pra-literasi dan pembentukan karakter melalui kegiatan belajar-bermain berbasis buku bacaan anak.
  3. Tingkat dasar untuk meningkatkan kesiapan sekolah.
  4. Untuk memperkuat profil siswa Pancasila, pengajaran berbasis proyek diberikan melalui festival dan festival lokal.

b. Untuk Jenjang Sekolah Dasar (SD)

Memperkuat keterampilan dasar dan pemahaman umum

  • Untuk memahami lingkungan sekitar, mata kuliah IPA dan IPS digabungkan dengan mata kuliah IPA dan IPS.
  •  Integrasi pemikiran komputasional dalam bahasa Indonesia, matematika dan sains.
  • Bahasa Inggris sebagai Pilihan: Pengajaran berbasis proyek diberikan setidaknya 2 kali per tahun ajaran untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila.

c. Untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)

  • Menyesuaikan kemajuan teknologi digital, informatika akan menjadi topik wajib.
  • Panduan untuk Guru Informatika telah dikembangkan untuk membantu guru pemula sehingga pengajaran tingkat mata pelajaran siswa Pancasila akan diadakan setidaknya 3 kali dalam satu tahun ajaran untuk memastikan bahwa guru tidak memiliki latar belakang pendidikan informasi.

d. Untuk Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)

  • Lebih fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa, karena pilihannya adalah materi pelajaran (bukan program khusus/jurusan).
  • Di kelas 10, siswa mempersiapkan diri untuk kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari hampir sama dengan pelajaran di sekolah menengah pertama..
  • Siswa kelas 11 dan 12 akan mengambil mata pelajaran dari kelompok wajib belajar, dan memilih mata pelajaran dari kelompok matematika, IPS, bahasa, dan kejuruan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan cita-citanya.
  • Untuk memperkuat profil Pancillias, pembelajaran berbasis proyek dilakukan minimal 3 kali setahun dan siswa menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan.

e. Untuk Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

  1. Dunia kerja dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan pembelajaran.
  2. Strukturnya sederhana dalam dua kelompok: umum dan profesional. Persentase kelompok profesional telah meningkat dari 60% menjadi 70%.
  3. Menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan menggabungkan isu-isu yang relevan.
  4. PKL merupakan mata kuliah wajib minimal 6 bulan (1 semester).
  5. Siswa dapat memilih mata pelajaran di luar program pengetahuan mereka.
  6. Menyisihkan waktu untuk project penguatan profil dan budaya kerja mahasiswa Pancasila Meningkatkan soft skill

e. Untuk Jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB)

  1. Hasil pendidikan khusus adalah untuk mereka yang memiliki penyakit mental.
  2. Penerapan prinsip Peningkatan Kurikulum pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa memiliki hasil belajar yang sama dengan sekolah reguler.
  3. Sama halnya dengan siswa di sekolah formal, siswa di sekolah luar biasa menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk memperkuat siswa Pancilla dengan menerapkan tema yang sama dengan sekolah reguler berdasarkan karakteristik dan kebutuhan siswa di sekolah luar biasa.
  4. Berdasarkan fitur Kurikulum Prototipe 2022, terlihat bahwa kurikulum prototipe sama dengan kurikulum yang saat ini diterapkan di program sekolah mengemudi atau di kurikulum PSP.

Prototipe Kurikulum 2022 atau Kurikulum Program Sekolah Penggerak, Memiliki 3 fitur utama. 

  • Pertama, perkembangan perilaku. 
  • Dalam kerangka kurikulum prototipe atau kurikulum PSP, 20-30% jam sekolah digunakan untuk pembelajaran berbasis proyek di Profil Siswa Pancasila. 
  • Memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (learning by experience).
  • Mengintegrasikan keterampilan yang diperlukan yang dipelajari oleh siswa dari berbagai disiplin ilmu.
  • Struktur pembelajaran yang fleksibel. 
  • Kemendikbudristek menghadirkan 7 tema utama Proyek Mahasiswa Pancasila, yang seharusnya mengembangkan topik dan tujuan yang lebih spesifik ke dalam modul, yaitu:
  • Membangun jiwa dan raga; 
  • Rekayasa dan teknologi untuk membangun negara kesatuan Republik Indonesia; 
  • Bhinnaka Tungal Ika;
  • Gaya hidup yang berkelanjutan; 
  • Seni lingkungan; 
  • Kewirausahaan; dan
  • Suara Demokrasi

6. Manfaat Kurikulum Prototipe 2022

  • Ada beberapa manfaat kurikulum prototipe yaitu sebagai berikut:
  • Guru tidak mengejar tujuan pembelajaran yang padat (tidak mengejar target), 
  • Guru menitikberatkan pada kebutuhan dan materi yang dibutuhkan untuk memperkuat perilaku siswa, dan metode pembelajaran lebih baik. 
  • Diberi kesempatan untuk menggali potensi siswa melalui berbagai kesempatan belajar, lingkungan belajar lebih menyenangkan bagi guru dan siswa serta guru.
  • Mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, dan memberikan ruang tambahan untuk pengembangan perilaku dan keterampilan dasar.
  • Efisiensi merupakan salah satu jenis model kurikulum prototipe. Ini model bagi guru dan siswa yang tidak merasa terbebani. Menyelesaikan kurikulum darurat jauh lebih tertata dan mudah dengan kurikulum prototipe ini.

6. Enam Hal Baru dalam Kurikulum Prototipe 2022

Ada 6 hal baru yang perlu sobat ketahui dalam kurikulum prototipe, yaitu

  • Pertama. Kerangka Kurikulum, Profil Pelajar Pancasila (PPP) merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, standar proses dan standar evaluasi atau struktur kurikulum, nilai (CP), prinsip pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
Secara umum, struktur kurikulum prototipe yang baru mencakup interaksi tatap muka dengan guru dan kegiatan proyek.
Selain itu, setiap sekolah diberikan kesempatan untuk mengembangkan program kerja tambahan yang akan meningkatkan kinerja siswa dan program tersebut dapat menyesuaikan dengan visi, misi dan sumber daya di sekolah.
  • Kedua. Hal yang menakjubkan dari kurikulum paradigma baru adalah bahwa pada tahun 2013 kita menyadari kata KTSP KI dan KD: kualifikasi yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan kemudian dalam paradigma baru kata baru, rangkaian hasil belajar, keterampilan dan sikap Ini adalah proses berkelanjutan yang dibangun di atas kompetensi.
Oleh karena itu, setiap pelajaran yang dievaluasi oleh guru harus menunjukkan nilai rata-rata tertentu.
  • Ketiga. Pelaksanaan proses pembelajaran yang selama ini hanya dilakukan di tingkat sekolah dasar, dibiarkan berlangsung di tingkat lain dalam kurikulum baru.
Oleh karena itu, pada jenjang SD, kelas IV, V, dan VI sebaiknya tidak menggunakan pendekatan pembelajaran tematik, atau dengan kata lain sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran berbasis mata pelajaran.

  • Keempat. Dari segi jumlah jam, kurikulum pawai baru tidak merinci jumlah jam per minggu seperti yang diterapkan dalam KTSP 2013, tetapi jumlah jam per tahun diatur dalam kurikulum pawai baru.
Oleh karena itu, setiap sekolah harus nyaman dalam mengelola pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Suatu mata pelajaran tidak boleh diajarkan pada semester biasa tetapi dapat diajarkan pada semester tersebut atau sebaliknya, misalnya kelas IPA di kelas VIII hanya diajarkan pada semester tersendiri. Hal ini tidak menjadi masalah kecuali jika diselesaikan selama tahun ajaran dan dapat disetujui.

  • Kelima. Sekolah diberi kebebasan untuk menerapkan model pembelajaran kolaboratif antar topik dan membawanya lintas topik, seperti penilaian berbasis proyek atau proyek secara ringkas.

 

Di bawah kurikulum prototipe yang baru, siswa sekolah dasar akan dapat melakukan setidaknya dua penilaian proyek dalam satu tahun ajaran. Sementara itu, siswa SMP, SMA/SMK dapat melakukan minimal tiga penilaian proyek dalam satu tahun ajaran. Hal ini untuk memperkuat profil pelajar pancasila.


  • Keenam. Untuk mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada KTSP 2013, maka dalam Kurikulum Surga yang baru, mata kuliah ini akan kembali dengan nama baru yaitu Informatika, dan akan dimulai pada tingkat SMP.

Bagi sekolah yang tidak memiliki guru informatika, tidak perlu khawatir untuk menerapkan mata kuliah ini karena mata kuliah ini tidak boleh diajarkan oleh guru dengan latar belakang informasi tetapi secara umum dapat diajarkan oleh guru.

Hal ini karena pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengembangkan buku teks informasi yang akan memudahkan guru dan siswa untuk menggunakan dan memahaminya.

7. Kriteria Sekolah yang Boleh Menerapkan Kurikulum Prototipe 2022

Kriterianya satu: berminat menerapkan kurikulum prototipe untuk memperbaiki pembelajaran. 

Kemendikbudristek akan menyiapkan materi yang menjelaskan konsep kurikulum prototipe. Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan akan diminta untuk mempelajari materi tersebut. Jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba, mereka akan diminta mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. 

Jadi prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan. Bukan seleksi. 

Kami percaya bahwa keberhasilan penerapan kurikulum tergantung pada kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru untuk memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing. Dengan demikian, kurikulum prototipe dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah. Bukan hanya di sekolah/madrasah yang punya fasilitas bagus atau yang berada di kota saja. 

Tapi bukankah tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda? Betul. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada kesenjangan dalam mutu sekolah/madrasah kita. Karena itu kami menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah ketika mendaftar. 

Dalam skema tersebut, sekolah yang sudah terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka kurikulum akan disarankan untuk mengadopsi kurikulum prototipe secara penuh. Sekolah seperti ini sebenarnya sudah menerapkan substansi dari pembelajaran yang ingin didorong melalui kurikulum prototipe. Sekarang mereka diberi penguatan dan rekognisi formal. 

Sekolah yang belum terbiasa akan disarankan mencoba menerapkan secara parsial. Di tahun pertama, mereka masih menggunakan Kurikulum 2013, namun sambil mempelajari dan menerapkan beberapa komponen dari kurikulum prototipe. Misalnya, menggunakan buku teks baru untuk mapel tertentu, menggunakan asesmen diagnostik untuk literasi dan numerasi, atau pembelajaran berbasis projek untuk tema-tema tertentu. 

Sekali lagi, tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran ini. Jika ada berita di media yang menyatakan Kemendikbudristek melakukan seleksi, itu keliru ya. Yang kami lakukan adalah melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan. 

8. Mengapa Kurikulum Prototipe 2022 Dijadikan Pilihan? 

Ada dua tujuan mengapa kurikulum prototipe dijadikan opsi, yaitu:

Pertama, menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteksnya. Kedua, agar proses perubahan kurikulum nasional terjadi secara lancar dan bertahap. 

Kita bahas yang pertama. Terkait kurikulum, sebenarnya tugas pemerintah adalah menetapkan kerangkanya. Bukan menetapkan kurikulum yang sudah operasional, yang siap digunakan begitu saja oleh sekolah. 

Menyusun kurikulum yang operasional adalah tugas sekolah. Jadi kurikulum antar sekolah bisa dan seharusnya berbeda, sesuai dengan karakteristik murid dan kondisi sekolah. Tentu asalkan mengacu pada kerangka yang sama. 

Penyusunan kurikulum operasional ini merupakan bagian dari otonomi profesi guru. Sebagai pekerja profesional, guru memiliki kewenangan untuk bekerja secara otonom, berlandaskan ilmu pendidikan. 

Sayangnya, ekosistem pendidikan kita sudah lama dianggap sebagai pelaksana kebijakan pusat. Dalam hal pembelajaran pun demikian. Mindset-nya kepatuhan pada aturan, bukan rasa berdaya sebagai pekerja profesional. Akibatnya regulasi kurikulum dari pusat kerap dianggap sebagai resep atau instruksi. Sampai format dokumen pun banyak yang merasa perlu diseragamkan dari pusat.

Ini sebagian merupakan soal kapasitas guru. Tapi ini sebagian juga karena regulasi yang memang kadang terlalu kaku, rinci, dan menyeragamkan. 

Ini yang sedang dicoba ubah, salah satunya melalui kebijakan opsi kurikulum. Intinya bahwa sekolah bertanggungjawab untuk merefleksikan kerangka kurikulum mana yang cocok untuk mereka. Dan bahwa sekolah boleh dan seharusnya menyusun sendiri kurikulum operasional yang kontekstual, sesuai dengan kebutuhan murid dan kondisi sekolah

Selain menegaskan peran sekolah dalam penyusunan kurikulum, pemberian opsi adalah bagian dari manajemen perubahan. Perubahan kerangka kurikulum nasional tentu menuntut adaptasi yang besar. Ini perlu dikelola agar menghasilkan dampak yang diinginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran.

Tahapan perubahannya sebagai berikut:

  • 2019-2020: Evaluasi Kurikulum 2013.
  • 2020-2021: Penyusunan kurikulum prototipe.
  • 2021-2022: Uji coba terbatas dan perbaikan kurikulum prototipe melalui Program Sekolah Penggerak (SP) dan Program SMK PK.
  • 2022-2024: Perbaikan lebih lanjut melalui penerapan di SP, SMK PK, dan sekolah/madrasah lain yang berminat. 

Dengan demikian, perubahan kurikulum nasional baru akan terjadi pada 2024. Ketika itu, kurikulum prototipe sudah melalui perbaikan selama 3 tahun di beragam sekolah/madrasah. 

Selain itu, pada tahun 2024 akan ada cukup banyak sekolah/madrasah yang sudah mempelajari kurikulum prototipe dan bisa menjadi mitra belajar bagi sekolah/madrasah lain. Pendekatan bertahap memberi waktu bagi guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk belajar. 

Proses belajar para aktor kunci ini penting karena menjadi fondasi transformasi pendidikan. Ingat, tujuan perubahan kurikulum adalah untuk mengatasi krisis belajar. Kita ingin menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Ini tak bisa dicapai dengan perubahan kurikulum saja. Cita-cita ini mensyaratkan perubahan yang sistemik.

Karena itulah kami juga mereformasi sistem evaluasi pendidikan (Asesmen Nasional menjadi elemen kunci di sini). Juga menata sistem rekrutmen dan pelatihan guru; menyelaraskan pendidikan vokasi dengan dunia kerja; mendampingi dinas-dinas pendidikan; dan melakukan penguatan anggaran dan kelembagaan.

Sekali lagi, perubahan sistemik ini takkan terjadi dalam sekejap. Harapannya, tahapan perubahan kurikulum akan memberi waktu yang memadai untuk menyiapkan fondasinya.

9. Apakah Pergantian Kepada Kurikulum Prototipe Tidak Terlalu Cepat? 

Banyak yang bertanya-tanya apakah pergantian ini tidak terlalu cepat?  Kesannya seperti ganti menteri ganti Kurikulum.

Kepala BSKAP menjelaskan bahwa bicara soal pergantian kurikulum, kita perlu bedakan antara kerangka kurikulum nasional dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang digunakan guru untuk merancang pembelajaran. Kerangka kurikulum nasional ditetapkan pemerintah sebagai acuan para guru menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Untuk kurikulum nasional, saya setuju bahwa seharusnya tidak berubah terlalu cepat. Dan sebenarnya laju perubahan kurikulum nasional sudah melambat. Mari kita cek perubahan kurikulum nasional yang terjadi setelah ada UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003: KBK tahun 2004, KTSP tahun 2006, dan K-13 tahun 2013. 

Kurikulum prototipe akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024. Dengan kata lain, pergantian berikutnya baru akan terjadi setelah kurikulum yang sebelumnya (K-13) diterapkan 11 tahun dan melewati setidaknya empat menteri pendidikan (M. Nuh, Anies Baswedan, Muhadjir Effendy, dan Nadiem Makarim). Ini waktu yang cukup untuk menetapkan pergantian kurikulum. 

Dan “ganti menteri ganti kurikulum” itu miskonsepsi, keliru secara faktual.

Sekarang kita bicara kurikulum sekolah. Berbeda dengan kerangka nasional, kurikulum sekolah justru harus lebih sering diubah, diperbaiki secara rutin berdasarkan evaluasi penerapan pada tahun atau bahkan semester sebelumnya. Kurikulum sekolah juga perlu di-update karena adanya perubahan karakteristik murid serta perkembangan isu kontemporer. 

Karena itu, kerangka kurikulum nasional juga harus memberi ruang inovasi. Kerangka kurikulum nasional harus betul-betul dirancang sebagai kerangka, sebagai skeleton, yang bisa dan harus dikembangkan lebih lanjut oleh masing-masing sekolah. 

Jika kerangka nasionalnya dirancang secara preskriptif, misalnya dengan memasukkan terlalu banyak materi wajib dan mengunci jam pelajaran per minggu, maka sekolah akan sulit berinovasi dalam menyusun kurikulum yang sesuai kebutuhannya. 

Intinya, kita perlu sebuah kerangka kurikulum nasional yang relatif ajeg, tidak cepat berubah, tapi memungkinkan adaptasi dan perubahan yang cepat di tingkat sekolah. Inilah yang kami lakukan dengan merancang kurikulum prototipe.

Demikianlah penjelaskan tentang pengertian kurikulum prototipe, manfaat dan karakteristiknya. Semoga bermanfaat bagi sobat guru se-Nusantara. 

Kurikulum prototipe direncanakan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024 memiliki salah satu karakteristik utama dalam bentuk pembelajaran berbasis proyek. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjelaskan bahwa konsep pembelajaran semacam ini mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Dalam penerapannya, sekolah dan guru mendapatkan fleksibilitas menerapkan proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan mereka.

Kurikulum baru ini masih diterapkan secara terbatas pada ribuan Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. Karena itu, mungkin banyak guru Indonesia masih bingung bagaiamana implementasinya.

di himpun dari web  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, beberapa sekolah yang telah menerapkan pembelajaran berbasis proyek dapat dilihat sebagai gambaran. Beberapa contoh adalah SMAN 3 Bengkulu Selatan dan SMPN  30 Bengkulu Selatan.

Contoh penerapan pembelajaran berbasis proyek kurikulum prototipe.

Di SMAN 3 Bengkulu Selatan ada pembelajaran berbasis proyek yang disebut suara demokrasi. Sekolah ini bekerja dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bengkulu Selatan dalam kegiatan pemilihan Organisasi Pelajar Intra-sekolah (OSIS) pada semester terakhir.

KPU Bengkulu Selatan menunjukkan simulasi seleksi demokratis di sekolah.

"Suara demokrasi bertepatan dengan pemilihan siswa intra-sekolah di semester masa lalu siswa di Indonesia," jelas kepala sekolah SMAN 3 Bengkulu Selatan, Herdi Agustiar, dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada hari Jumat (21/01/2022).

Masih dari daerah yang sama, sekolah lain yang telah menerapkan pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum prototipe adalah SMPN 30 Bengkulu Selatan . Unit pendidikan menerapkan dua kali proyek semester 2021/2022 yang ganjil.

Proyek pertama seperti SMAN 3 Bengkulu Selatan, yaitu suara demokrasi. Kemudian, proyek kedua adalah Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam penerapan proyek IKA Bhinneka Tunggal, siswa belajar di luar kelas dan terlibat dalam berbagai permainan. Kepala sekolah smp 30 Bengkulu Selatan Selatan, kata Erma, permainan di sini bertujuan untuk menyatukan ide-ide siswa sehingga mereka mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam pembelajaran Bhinneka Tunggal Ika, bentuk permainan dilakukan misalnya tali Temali dan membuat menara. Nilai yang didapatkan adalah menghormati perbedaan, kerja sama, dan kolaborasi untuk mencapai tujuan.

"Jadi para guru yang tergabung merupakan anggota kolaborasi proyek membuat permainan yang membangkitkan rasa kebersamaan, bahwa kita berbeda tetapi kita bersama. Saya perhatikan dengan tali permainan, atau membuat menara, anak-anak sangat antusias," tambah Erma. 

Seperti yang disebutkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Penilaian Pendidikan (BSKAP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anindito Aditomo di Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia X dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Rabu ( 01/19/2022), pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum prototipe bertujuan untuk mengembangkan keterampilan soft skill dan karakter dalam bentuk  iman, takwa, akhlak mulia, kebhinekaan global, gotong royong, nalar kritis, kemandirian, dan kreativitas.

Kurikulum baru ini adalah kurikulum pilihan (opsional) di mana ada beberapa perubahan. Tentu saja memungkinkan siswa dan guru untuk lebih mandiri dan merdeka dalam belajar.

Kurikulum prototipe adalah kelanjutan dari kurikulum khusus periode pandemi Covid-19 atau kurikulum darurat yang telah diluncurkan pada Agustus 2020.

Kurikulum prototipe direncanakan akan berlaku secara terbatas dan secara bertahap melalui program sekolah penggerak.

Pelaporan dari kemdikbud.go.id, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Penilaian Pendidikan (BSKAP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Anindito Aditomo, mengungkapkan bahwa dalam penerapannya, kurikulum prototipe bertujuan untuk menyediakan ruang yang lebih luas untuk pengembangan siswa dan kompetensi Dasar

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan opsi kebijakan kurikulum untuk pembelajaran pemulihan, salah satunya adalah melalui kurikulum prototipe yang merupakan kelanjutan dari kurikulum pandemi khusus Covid-19 atau kurikulum darurat," kata Anindito.

Dalam kurikulum prototipe, ada tiga karakteristik utama bersama dengan penjelasan:

1. Pengembangan kemampuan non-teknis (soft skill)

Keterampilan non-teknis adalah pengembangan kemampuan dengan EQ dan terkait dengan kemampuan untuk mensosialisasikan siswa. Dalam kurikulum prototipe, itu tidak hanya diajarkan pada keterampilan yang berkaitan dengan bidang yang telah ditekuni murid, tetapi juga lintas minat murid di sekolah.

Dalam hal ini, kata implementasi kepala pusat kurikulum dan pembelajaran Kementerian Pendidikan, Zulfikri Anas, dikutip dari Tempo 25 Desember 2021, bahwa guru diminta untuk menyediakan sejumlah tugas atau proyek. kepada siswa yang bisa lintas mata pelajaran, bahkan lintas peminatan murid atau siswa.

Dalam kurikulum prototipe, siswa sekolah dasar (SD) paling tidak dapat melakukan dua penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Sementara siswa sekolah menengah pertama SMP , sekolah sekolah menengah SMA dan SMK setidaknya dapat melakukan tiga penilaian proyek. Namun, sekolah masih diberi kebebasan untuk mengembangkan program kerja tambahan.

2. Berfokus pada materi esensial

Dengan pembelajaran berfokus pada materi penting atau aesensial, maka ada cukup waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. Dengan begitu, siswa tidak tertinggal dalam kemampuan dasar.

Selain itu, tidak ada jurusan dalam ilmu sosial (IPS), Alam (IPA), dan bahasa di tingkat pendidikan sekolah menengah. Siswa juga bebas memilih mata pelajaran sesuai dengan mereka yang dalam pikiran. Ini didasarkan pada kurikulum prototipe yang memprioritaskan pengembangan karakter dan kompetensi esensial siswa.

Berbeda dengan kurikulum 2013 yang mengetahui istilah KI dan KD, dalam kurikulum prototipe ada prestasi belajar istilah (CP). CP adalah kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berkelanjutan, sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh.

3. Memberikan fleksibilitas Bagi Guru

Guru, dalam hal ini, dapat mengajarkan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. "Fleksibilitas bagi guru, dimaksudkan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian pada konteks dan konten lokal," jelas Anindito.

Selain itu, perencanaan kurikulum untuk sekolah juga dapat diatur dengan cara yang lebih fleksibel. Dalam kurikulum prototipe, lanjut Anindito, tujuan pembelajaran ditetapkan per fase, yaitu dua hingga tiga tahun, untuk memberikan fleksibilitas bagi guru dan sekolah.

Hingga saat ini, ada 343 taman kanak-kanak, 1.116 sekolah dasar, 547 sekolah menengah pertama, 382 sekolah menengah, dan 85 sekolah luar biasa telah berpartisipasi dalam proyek uji kurikulum prototipe. Ketika telah diimplementasikan, kurikulum ini akan dievaluasi lagi pada tahun 2024.

Saat ini, kurikulum prototipe telah diuji pada 2.500 sekolah yang tergabung dalam program sekolah drive. "Karena sifatnya yang opsional, kurikulum prototipe tidak disebut sebagai kurikulum 2022," kata Nino.

Tidak ada departemen dalam kurikulum prototipe, siswa dapat memilih Mapel sesuai dengan kepentingan aktual, kebijakan kurikulum prototipe ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembelajaran pendidikan pada Agustus 2020 dalam menanggapi pandemi Covid-19.

Nino menjelaskan lagi , kurikulum prototipe dirancang untuk memberikan lebih banyak ruang untuk pengembangan komitmen karakter pada siswa. Dengan demikian, materi yang disediakan akan fokus pada yang paling pentingatau esensial.

Di sisi lain, penerapan kurikulum ini juga diharapkan dapat memberikan lebih banyak waktu bagi guru untuk menerapkan pembelajaran yang mendalam seperti diskusi, pekerjaan kelompok, dan pembelajaran berbasis masalah atau proyek-proyek subjek lintas subjek.

"Pembelajaran inovatif dan mendalam seperti ini adalah apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan kekuatan nalar dan karakter siswa," jelas Nino.

Bebas untuk memilih pelajaran mengenai kurikulum prototipe itu sendiri terkandung dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Nomor 162 / M / 2021 tentang Sekolah Penggerak. Untuk struktur kurikulum sekolah menengah, aturan dijelaskan, di kelas X, siswa akan mengikuti subjek yang sama dengan SMP, yaitu subjek umum.

Dimulai di kelas XI, siswa mulai menentukan subjek pilihan sesuai dengan minat dan bakat mereka. Seperti di sekolah menengah pertama, ilmu pengetahuan dan studi sosial di SMA kelas X tidak dipisahkan menjadi subjek yang lebih spesifik.

Sekolah dapat menentukan organisasi konten pelajaran. Mengorganisir ilmu atau pembelajaran IPS di kelas X kelas adalah sebagai berikut:

A. Mengajarkan muatan IPA atau IPS terintegrasi

misalnya, dalam mata pelajaran sains atau IPA, untuk pembelajaran pembelajaran fisika, kimia, dan pelajaran biologi yang dikombinasikan dalam satu tema sehingga menjadi pembelajaran berbasis tema, pembelajaran berbasis masalah, atau unit inkuiri lainnya.

B. Sekolah dapat mengajarkan biaya IPA atau IPS 

Secara bergantian dalam blok waktu terpisah. Misalnya, siswa mempelajari beban pelajaran fisika terlebih dahulu, diikuti oleh kimia, biologi, penyelesaian, atau dalam urutan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan sekolah. Setelah dipelajari, itu akan diikuti oleh pembelajaran penyelidikan yang mengintegrasikan muatan pelajaran IPA/sains.

C. Mengajarkan biaya IPA atau IPS secara paralel

Dengan jam-jam terpisah seperti subjek yang berbeda, kemudian diikuti oleh unit pembelajaran pertanyaan yang mengintegrasikan tuduhan ilmu pengetahuan atau studi sosial. Misalnya, setiap muatan fisika, kimia dan biologi diajarkan secara teratur setiap minggu sesuai dengan alokasi jam studi untuk setiap MUATAN pelajaran.

Kemudian di kelas XI dan XII, siswa dirilis untuk memilih MATA pelajaran dwengan syarat diharuskan mengambil 18 jam pelajaran wajib dan 20 jam pelajaran pilihan per minggu.

Struktur subjek akan dibagi menjadi lima kelompok utama, yaitu:

  • Kelompok pelajaran umum yang harus diikuti oleh semua siswa sekolah menengah SMA
  • Kelompok matematika dan IPA (MIPA), setiap sekolah menengah harus memberikan minimal tiga mata pelajaran dalam kelompok ini
  • Kelompok pelajaran IPS, setiap sekolah menengah SMA harus memberikan minimal tiga mata pelajaran dalam Kelompok ini
  • Kelompok pelajaran bahasa dan budaya, dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di sekolah menengah SMA
  • Kelompok kejuruan atau Vokasi dan prakarya capaian pembelajaran vokasi yang dikembangkan oleh SMA dengan dunia kerja dan sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia atau sumber daya manusia di sekolah menengah SMA

Rincian subjek kelas XI dan XII adalah sebagai berikut:

  • Kelompok subjek umum pendidikan agama dan PEKERTI sesuai dengan kepercayaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Matematika Indonesia Bahasa Indonesia, bahasa inggris, Olahraga dan Kesehatan, Sejarah memilih minimal.
  • Setidaknya satu seni dan pelajaran budaya (Seni Musik, Seni, Seni Teater, dan Seni Tari) .
  • MIPA Subjek Group: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan Subjek Ilmu Sosial: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi
  • Subjek Bahasa dan Budaya: Bahasa Lanjutan Indonesia, Bahasa Inggris Lanjutan, Korea, Arab, Mandarin, Jepang, Jerman, Subjek Prancis
  • Kelompok-kelompok kejuruan dan kerajinan: kerajinan, batik, layanan elektronik, desain grafis, dan jenis-jenis mata pelajaran kejuruan dan kerajinan lainnya yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia.

Semoga pembahasan diatas memberi manfaat buat para pembaca yoru media.

Download Materi \Bedah Kurikulum Prototipe 32 JP Disini